2012-12-25

PENENTUAN KADAR KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA BERDASARKAN REAKSI DIAZOTASI DAN KOPLING SECARA KOLORIMETRI/SPEKTROFOTOMETER VISIBEL


A.    Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar golongan sulfonamida berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara kolorimetri/ spektrofotometer visibel.
B.     Landasan Teori
Metoda spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metoda analisis kimia untuk menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Analisis secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan oleh puncak spektrum (190 nm s/d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Intensitas ini sangat tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Pembentukan warna dilakukan dengan cara menambahkan bahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan     (Fatimah, 2009).
 Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer (http://pharmacyaurel.blogspot.com/2009_11_01_archive.html).
Diazotasi ini telah digunakan secara umum untuk penetapan senyawa-senyawa dalam industri zat warna, senyawa farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya, 2012).
Penggunaan utama spektrofotometri UV-Vis adalah dalam  analisis kuantitatif. Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi untuk setiap konsentrasi (Cahyadi, 2006).
Sulfamerazina (FI edisi III hal. 584), (NH2SO2NHCH3N(4-metil,2pirimidinil)–sulfanilamida merupakan serbuk atau hablur, putih atau agak kekuningan : tidak berbau rasa agak pahit, mantap di udara kalau cahaya langsung lambat laun warna menjadi tua. Kelarutannya sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform p , dan dalam eter p,  sukar larut dalam  etanol (95%) p, agak sukar larut dalam aserton p, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkalihidroksida. Khasiat sulfamerazine adalah sebagai antibakteri.
Struktur Sulfamerazine

Sulfadiazina (FI edisi III hal 579), NH2SO2NHN2-pirimidinil-sulfanilamida merupakan serbuk atau hablur, putih kekuningan atau putih agak merah jambu hampir tidak berbau dan tidak berasa. Kelarutannya praktis tidak  larut dalam air, agak sukar larut dalam  etanol (95%) p, agak sukar larut dalam aserton p, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkalihidroksida. Khasiat sulfadiazine adalah sebagai antibakteri.
Struktur Sulfadiazine
C.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
-       Spektrofotometer visibel
-       Gelas kimia 100 mL
-       Batang pengaduk
-       Pipet volume 5 mL
-       Timbangan analitik
-       Labu ukur 100 ml
-       Filler
-       Labu takar 100 mL            
-       Oven
-       Klem dan statif
-       Pipet tetes
-       Botol semprot

2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:
-       Bahan obat murni (Sulfadiazin, Sulfamerazin)
-       Pereaksi kopling (0,1 %). (100 mg N-(1-Naftil) etilendiamin dalam 100 ml air)
-       Larutan HCl 0,02 N dan 0,5 N
-       Pereaksi NaNO2 0.1 %
-       Amonium sulfamat 0.5 %
-       Fenolftlie
D.    Prosedur Kerja
1.      Pembuatan larutan standar


 





2.      Preparasi sampel trisulfa

















3.      Pembutan larutan blanko


 











4.        Penentuan λ maks


 








Hasil Pengamatan ..?



5.      Pengukuran absorbansi sampel


 





          Hasil Pengamatan ..?

E.     Hasil Pengamatan
          Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut;
1.      Tabel Hasil Pengamatan
No.
Panjang Gelombang (nm)
Absorbansi
1.
450
1,820
2.
460
2,025
3.
470
1,948
4.
462
1,899
5.
464
1,949
6.
466
1,972



2.      Perhitungan
a)    Penentuan kurva standar Sulfadiazin
Konsentrasi (C)
Absorbansi
10
0,584
8
0,58
6
0,576
4
0,568
2
0,506
Sampel
0,586


b)      Penentuan konsentrasi sampel
Konsentrasi standar = konsentrasi stok
 =
x = 50 mg
Kadar Sampel (Sulfadiazin) =
 =  = 15 mg
Dik : Persamaan garis : y = 0,008x + 0,512
                                        y = 0,856 Ǻ
Penyelesaian:
0,856 = 0,008x + 0,512
       x =
       x = 43 mg

F.     Pembahasan

Spektrofotometri adalah analisa instrument yang membahas tentang molekul dan radiasi elektromagnetik obat golongan sulfadiamida yang mempunyai struktur umum. Spektrofotometri adalah suatu metode analisi kimia yang di gunakan untuk menerapkan kadar suatu zat atau senyawa obat dengan menggunakan alat yang biasa di sebut spektrofotometer.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat atau molekul dengan radiasi elektromagnetik, yang energik nya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum.
Obat golongan sulfanamida yang mempunyai struktur umum C6H4-5-4-NHR3 mengabsorbsi cahaya dalam daerah ultraviolet karena mengandung kromotor fenil. Namun tidak memperlihatkan absorbs yang persis sama karena gugus R dapat menyebabkan absorbsi tambahan mengubah sifat spektrum aromatik dasar nya. Spektrum ini kuat sehingga memungkinkan untuk menganalisis obat dalam percobaan ini, diadakan pengukuran spektrum absorbsi senyawa campuran sulfanamida. Analisis kuantitatif secara spektrofotometri di lakuakan pada larutan yang mengandung senyawa tunggal maupun campuran beberapa komponen.
Umumnya golongan sulfonamide mengandung gugus amin aromatis primer (Ar-NH2), apabila direaksikan dengan asam nitrit dengan pemberian pereaksi pengkopling dari senyawa N-(1-Naftil) etilendiamin, sehingga menghasilkan derivat garam diazonium yang berwarna (reaksi diazotasi). Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium.
Adapun reaksi diazotasi, dapat dituliskan sebagai berikut :
Ar – NH2 + HNO2            Ar – N2+Cl- + H2O                  (1)
Reaksi diazotasi secara keseluruhan dapat dijelaskan bahwa kemungkinan reaksi dimulai dengan terjadinya nitrosasi amin (2), yang diikuti tautomerisasi nitroso amin (3) dan peruraian diazohidroksida (4), seperti berikut :
Ar – NH2 + HNO2                                    Ar – NH – N = O + H2O        (2)
Ar – NH – N = O                          Ar – N = N – OH                    (3)
Ar – N = N – OH + HCl               Ar – N = N+ Cl- + H2O           (4)
Penjumlahan ketiga reaksi di atas menghasilkan reaksi (1) yang merupakan dasar analisis kalorimetri untuk diazotasi gugus amin aromatis.
Untuk mengetahui kadar sulfadiazin, dilakukan beberapa kali pengenceran dengan mengunakan beberapa konsentrasi yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,10 ppm, dengan menggunakan alat yang di sebut spektrofotometer. Pengenceran ini di lakukan karena sampel sukar larut dalam air, tetapi larut dalam alkali hidroksida.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakuan pada sulfadiazina, dapat diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi (ppm) dengan nilai absorben (a) tegak lurus, sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sulfadiazina, maka nilai absorbennya atau daya tembus cahaya yang di lewati sampel semakin besar berdasarkan hasil perhitungan, maka di dapatkan nilai nilai y sebesar 0,856 Ǻ dan kadar sulfadiazin yang diperoleh adalah 43 mg.
Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi dalam perhitungan pada percobaan ini adalah :
1.      Kesalahan dalam penempatan sampel.
2.      Kurang teliti dalam melakukan pengenceran sampel.
3.      Alat dan bahan kurang steril dan telah terkontaminasi.

G.    Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kadar sulfadiazin yakni 43 mg.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan TambahanPangan. Bumi Aksara : Jakarta.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Fatimah S, Iis Haryati dan Agus Jamaludin. Pengaruh Uranium Terhadap Analisis Thorium Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Seminar Nasional V, ISSN 1978-0176. SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta, 5 November 2009.

Wiadnya IBR, Ganden Supriyanto dan Handoko D. Pengembangan Metode Analisis Melamin Dalam Produk Susu Berbasis Reaksi Diazotasi dengan Senyawa Pengkoupling β-Naftol. Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol. 15 No. 1, Januari 2012. Politeknik Kesehatan, Kemenkes Mataram, Program Studi S2 Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.



ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق