A.
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan kadar
golongan sulfonamida berdasarkan reaksi diazotasi dan kopling secara
kolorimetri/ spektrofotometer visibel.
B.
Landasan Teori
Metoda
spektrofotometri uv-vis adalah salah satu metoda analisis kimia untuk
menentukan unsur logam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Analisis secara kualitatif berdasarkan pada panjang gelombang yang ditunjukkan
oleh puncak spektrum (190 nm s/d 900 nm), sedangkan analisis secara kuantitatif
berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media.
Intensitas ini sangat tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi
warna spesies yang ada pada media tersebut. Pembentukan warna dilakukan dengan
cara menambahkan bahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan
(Fatimah, 2009).
Diazotasi
adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari
natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini
hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus
amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu
menghasilkan amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi
mampu menghasilkan amin aromatis primer (http://pharmacyaurel.blogspot.com/2009_11_01_archive.html).
Diazotasi ini
telah digunakan secara umum untuk penetapan senyawa-senyawa dalam industri zat
warna, senyawa farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senyawa-senyawa
yang mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya, 2012).
Penggunaan utama
spektrofotometri UV-Vis adalah dalam
analisis kuantitatif. Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan
kadar senyawa organik yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus
kromofor. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi tertinggi
untuk setiap konsentrasi (Cahyadi, 2006).
Sulfamerazina (FI edisi III hal. 584),
(NH2SO2NHCH3N(4-metil,2pirimidinil)–sulfanilamida
merupakan serbuk atau hablur, putih atau agak kekuningan : tidak berbau rasa
agak pahit, mantap di udara kalau cahaya langsung lambat laun warna menjadi
tua. Kelarutannya sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform p , dan dalam
eter p, sukar larut dalam etanol (95%) p, agak sukar larut dalam
aserton p, mudah larut dalam asam mineral encer dan dalam larutan
alkalihidroksida. Khasiat sulfamerazine adalah sebagai antibakteri.
Struktur Sulfamerazine
Sulfadiazina (FI edisi III hal
579), NH2SO2NHN2-pirimidinil-sulfanilamida merupakan serbuk
atau hablur, putih kekuningan atau putih agak merah jambu hampir tidak berbau
dan tidak berasa. Kelarutannya praktis tidak
larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) p, agak sukar larut dalam aserton p, mudah larut dalam asam
mineral encer dan dalam larutan alkalihidroksida. Khasiat sulfadiazine adalah
sebagai antibakteri.
Struktur Sulfadiazine
C. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
-
Spektrofotometer
visibel
-
Gelas
kimia 100 mL
-
Batang
pengaduk
-
Pipet
volume 5 mL
-
Timbangan
analitik
-
Labu
ukur 100 ml
-
Filler
-
Labu
takar 100 mL
-
Oven
-
Klem
dan statif
-
Pipet
tetes
-
Botol
semprot
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah:
-
Bahan
obat murni (Sulfadiazin, Sulfamerazin)
-
Pereaksi
kopling (0,1 %). (100 mg N-(1-Naftil) etilendiamin dalam 100 ml air)
-
Larutan
HCl 0,02 N dan 0,5 N
-
Pereaksi
NaNO2 0.1 %
-
Amonium
sulfamat 0.5 %
-
Fenolftlie
D.
Prosedur Kerja
1.
Pembuatan
larutan standar
2.
Preparasi sampel trisulfa
3.
Pembutan larutan blanko
4.
Penentuan λ maks
Hasil Pengamatan ..?
5.
Pengukuran absorbansi sampel
Hasil Pengamatan ..?
E.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut;
1.
Tabel Hasil Pengamatan
No.
|
Panjang
Gelombang (nm)
|
Absorbansi
|
1.
|
450
|
1,820
|
2.
|
460
|
2,025
|
3.
|
470
|
1,948
|
4.
|
462
|
1,899
|
5.
|
464
|
1,949
|
6.
|
466
|
1,972
|
2.
Perhitungan
a)
Penentuan kurva standar
Sulfadiazin
Konsentrasi
(C)
|
Absorbansi
|
10
|
0,584
|
8
|
0,58
|
6
|
0,576
|
4
|
0,568
|
2
|
0,506
|
Sampel
|
0,586
|
b)
Penentuan konsentrasi sampel
Konsentrasi standar = konsentrasi stok
=
x = 50 mg
Kadar Sampel (Sulfadiazin) =
= = 15 mg
Dik : Persamaan garis : y = 0,008x + 0,512
y
= 0,856 Ǻ
Penyelesaian:
0,856 = 0,008x + 0,512
x =
x = 43 mg
F.
Pembahasan
Spektrofotometri
adalah analisa instrument yang membahas tentang molekul dan radiasi
elektromagnetik obat golongan sulfadiamida yang mempunyai struktur umum.
Spektrofotometri adalah suatu metode analisi kimia yang di gunakan untuk
menerapkan kadar suatu zat atau senyawa obat dengan menggunakan alat yang biasa
di sebut spektrofotometer.
Prinsip kerja
spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik, yang energik nya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan
energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang
sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka
akan terjadi suatu absorbsi yang merupakan garis spektrum.
Obat
golongan sulfanamida yang mempunyai struktur umum C6H4-5-4-NHR3 mengabsorbsi
cahaya dalam daerah ultraviolet karena mengandung kromotor fenil. Namun tidak
memperlihatkan absorbs yang persis sama karena gugus R dapat menyebabkan absorbsi
tambahan mengubah sifat spektrum aromatik dasar nya. Spektrum ini kuat sehingga
memungkinkan untuk menganalisis obat dalam percobaan ini, diadakan pengukuran
spektrum absorbsi senyawa campuran sulfanamida. Analisis kuantitatif secara
spektrofotometri di lakuakan pada larutan yang mengandung senyawa tunggal
maupun campuran beberapa komponen.
Umumnya golongan sulfonamide mengandung gugus amin
aromatis primer (Ar-NH2), apabila direaksikan dengan asam nitrit
dengan pemberian pereaksi pengkopling dari senyawa N-(1-Naftil) etilendiamin,
sehingga menghasilkan derivat garam diazonium yang berwarna (reaksi diazotasi).
Diazotasi
adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari
natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium.
Adapun reaksi diazotasi, dapat dituliskan sebagai berikut
:
Ar – NH2 + HNO2 Ar
– N2+Cl- + H2O (1)
Reaksi diazotasi secara keseluruhan dapat dijelaskan
bahwa kemungkinan reaksi dimulai dengan terjadinya nitrosasi amin (2), yang
diikuti tautomerisasi nitroso amin (3) dan peruraian diazohidroksida (4),
seperti berikut :
Ar – NH2 + HNO2 Ar – NH – N
= O + H2O (2)
Ar – NH – N = O Ar – N = N – OH (3)
Ar – N = N – OH + HCl Ar – N = N+ Cl-
+ H2O (4)
Penjumlahan ketiga reaksi di atas menghasilkan reaksi (1)
yang merupakan dasar analisis kalorimetri untuk diazotasi gugus amin aromatis.
Untuk mengetahui kadar
sulfadiazin, dilakukan beberapa kali pengenceran dengan mengunakan beberapa
konsentrasi yaitu 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,10 ppm, dengan menggunakan alat
yang di sebut spektrofotometer. Pengenceran ini di lakukan karena sampel sukar
larut dalam air, tetapi larut dalam alkali hidroksida.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan yang telah dilakuan pada sulfadiazina, dapat diketahui bahwa
hubungan antara konsentrasi (ppm) dengan nilai absorben (a) tegak lurus,
sehingga dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sulfadiazina, maka
nilai absorbennya atau daya tembus cahaya yang di lewati sampel semakin besar
berdasarkan hasil perhitungan, maka di dapatkan nilai nilai y sebesar 0,856 Ǻ dan kadar
sulfadiazin yang diperoleh adalah 43 mg.
Adapun faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi dalam perhitungan pada percobaan ini adalah :
1. Kesalahan dalam
penempatan sampel.
2. Kurang teliti
dalam melakukan pengenceran sampel.
3. Alat dan bahan
kurang steril dan telah terkontaminasi.
G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan, diperoleh kadar sulfadiazin yakni 43 mg.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, W.
2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan TambahanPangan. Bumi Aksara : Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Fatimah S, Iis Haryati dan Agus
Jamaludin. Pengaruh Uranium Terhadap Analisis Thorium Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Seminar Nasional V, ISSN 1978-0176. SDM Teknologi
Nuklir Yogyakarta, 5 November 2009.
Wiadnya IBR, Ganden Supriyanto
dan Handoko D. Pengembangan Metode Analisis Melamin Dalam Produk Susu Berbasis Reaksi
Diazotasi dengan Senyawa Pengkoupling β-Naftol. Jurnal Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Vol. 15 No. 1,
Januari 2012. Politeknik Kesehatan, Kemenkes Mataram,
Program Studi S2 Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.
http://pharmacyaurel.blogspot.com/2009_11_01_archive.html diakses pada 08 November
2012.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق